Home » » contoh Makalah Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Teks Pidato bahasa indonesia

contoh Makalah Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam Teks Pidato bahasa indonesia

Written By zainal arifin on Senin, 25 Januari 2016 | 21.35

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena hal ini merupakan usaha untuk membina kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Salah satu bagian dari pendidikan yang merupakan hal penting dan mendasar yang harus dipahami adalah matematika. Matematika mempunyai fungsi penting, karena merupakan salah satu alat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dalam kehidupan sehari-haripun konmsep dan prinsip matematika banyak digunakan dan diperlukan
Demikian pentingnya peranan matematika sehingga matematika diajarkan di sekolah mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Menyadari peranannya yang sangat penting, maka pendidikan matematika diharapkan mampu menumbuhkan daya nalar siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Soedjadi (2000: 138), “Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, baik aspek terapan maupun penalarannya, mempunyai peranan penting dalam penguasaan ilmu dan teknologi.” Selanjutnya “Pembudayaan nalar akan mungkin tercapai apabila upaya penataan nalar peserta didik dapat sejalan dengan baik sehingg adapat menimbulkan kebiasaan menalar.” Kemampuan penalaran yang dibangun melalui pembelajaran matematika akan sangat membantu siswa apabila kelak menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyataannya matematika di sekolah masih dianggap sebagai momok yang menakutkan bagi sebagian siswa. Rendahnya prestasi matematika mungkin sebagian terjadi karena kekurangmampuan guru dalam menyelenggara-kan proses pembelajaran yang memenuhi tuntutan perkembangan, sebagian lagi mungkin terjadi karena kekeliruan cara pandang para guru terhadap proses pembelajaran.
Proses pembelajaran sebagian besar masih dilakukan dalam bentuk ceramah, belum diarahkan pada proses aktif siswa mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya. Di sekolah, guru masih tetap merupakan sumber belajar yang paling dominan, tetapi pemanfaatan sumber belajar belum beragam. Proses pembelajaran sebagian besar juga masih berpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafalkan, belum diarahkan pada kegiatan belajar siswa secara aktif.
Salah satu model pembelajaran yang memberikan peluang terjadinya proses aktif siswa mengkonstruksi atau membangun sendiri pengetahuannya, pemanfaatanm sumber belajar secara beragam, dan membri peluang siswa bekerja sama adalah pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif soswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil saling membantu satu sama lainnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Thompson dan Smith (dalam Ratumanan, 2004: 130), bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keteranpilan antar pribadi. Pada pembelajaran kooperatif, aspek sosial sangat menonjol dan siswa dituntut untuk bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya.
Ada beberapa tipe pada pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: Student Teams Achievement Division (STAD), Jigsaw, Teams Games Turnaments (TGT), namun pada makalah ini hanya akan dibicarakan mengenai pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pembelajaran kooperatif tipe TGT selain memberikan siswa terampil dalam bekerja sama juga terampil dalam berkompetisi. Keterampilan berkompetisi inilah yang tidak dimiliki oleh tipe-tipe lain dalam pembelajaran kooperatif. Dengan adanya keterampilan berkompetisi diharapkan siswa mempunyai daya saing yang sangat tinggi. Keterampilan berkompetsisi pada pembelajaran kooperatif tipe TGT ada pada kegiatan turnamen. Dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT kegiatan pembelajarannya berupa presentasi, belajar kelompok, turnamen, dan penghargaan. Dalam kegiatan turnamen siswa bertanding mewakili kelompoknya dengan anggota kelompok lain yang setara dalam kemampuan akademiknya.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk Pokok Bahasan Himpunan di Kelas VII SMP
B.     Rumusan Pertanyaan
Berdasarkan latar belakang di atas mana dirumuskan pertanyaan sebagai berikut: “Bagaimanakah contoh rencana pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) untuk pokok bahasan himpunan di kelas VII SMP?”

C.    Tujuan Penulisan
Berkaitan dengan rumusan pertanyaan, maka tujuan penuilisan makalah ini adalah untuk menghasilkan contoh rencana pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) unuk pokok bahasan himpunan di kelas VII SMP.

D.    Batasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran maka perlu dijelaskan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Pembelajaran Kooperatif adalah pembelajaran yang menempatkan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin, ras, dan latar belakang yang heterogen untuk mempelajari suatu metari, menuntut kerjasama siswa dan saling ketergantungan pada struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan (Ibrahim, 2005).
2.      Pembelajaran Kooperatif Teams Games Tournaments (TGT) adalah pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok belajar untuk menyelesaikan masalah yang diberikan guru dan melaksanakan turnamen sebagai ganti dari tes tertulis (Ratumanan, 2004).
3.      Rencana pembelajaran adalah panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan siswa dan guru.
4.      Himpunan adalah salahs atu materi yang diajarkan di kelas VII.
E.     Batasan Penulisan
Dalam makalah ini penulis hanya membahas materi himpunan untuk sub pokok bahasan himpunan bagian. 
F.     Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi guru matematika atau pertimbangan bagi guru-guru yang ingin menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif pembelajaran khususnya untuk pokok bahasan himpunan.


BAB II
PEMBAHASAN

       A.    Definisi

Menurut Kauchak dan Eggen (1993), belajar kooperatif merupakan suatu kumpulan strategi mengajar yang digunakan siswa untuk membantu satu dengan yang lain dalam mempelajari sesuatu.
Menurut Slavin (1995), dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja sama dalam kelompok kecil yang saling membantu untuk mempelajari suatu materi.
Menurut Thompson dan Smith (1995), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk mempelajari materi akademik dan keterampilan antar pribadi. Anggota kelompok bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk mempelajari materi itu sendiri.
Dari berbagai definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengelompokkan siswa dalam beberapa kelompok dengan tingkat kemampuan, jenis kelamin maupun latarbelakang yang berbeda untuk saling membantu, saling bekerja sama dan bertanggung jawab antara satu dengan lainnya untuk menyelesaikan tugas-tugas dan mencapai tujuan belajar.
Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok tersebut belum menguasai bahan pelajaran.
Tidaklah cukup menunjukkan pembelajaran kooperatif jika siswanya duduk bersama dalam kelompok-kelompok kecil tetapi menyelesaikan masalah sendiri-sendiri, dan bukan pula sebuah pembelajaran kooperatif jika mempersilahkan salah seorang diantaranya untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan kelompok. Pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada interaksi dan kerjasama sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan atau membahas suatu masalah atau tugas.

       B.     Struktur  Tujuan
Struktur tujuan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.      Individualistik
Pencapaian tujuan dalam suatu pembelajaran tidak memerlukan bantuan atau interaksi dengan orang lain.
2.       Kompetitif
 Seseorang mampu mencapai tujuan jika dan hanya jika orang lain tidak bisa mencapai tujuan tersebut.
3.      Kooperatif
Seseorang bisa mencapai tujuannya jika dan hanya jika ia bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan tersebut
              C.    Unsur  Dinamis
 Menurut Lundgren (1994), unsur-unsur  yang perlu ditanamkan kepada siswa agar pembelajaran kooperatif dapat lebih efektif adalah sebagai berikut:
a.       Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam” atau “berenang” bersama.
b.      Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap tiap siswa lain dalam kelompoknya, disamping tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.
c.       Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semuanya memiliki tujuan yang sama.
d.      Para siswa haris membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara para anggota kelompok.
e.       Para siswa akan diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.
f.       Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
g.      Para siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
      D.    Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Selain unsur-unsur yang perlu ditanamkan kepada siswa dalam pembelajaran, menurut  Arends (dalam Ratumanan, 2004:132),model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai 3 tujuan,yaitu:
1.      Prestasi akademik
Belajar kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi ataupun kemampuan rendah. Siswa berkemampuan lebih tinggi dapat menjadi tutor bagi siswa yang berkemampuan rendah. Dalam proses ini siswa berkemampuan lebih tinggi secara akademik mendapat keuntungan, karena pengetahuannya dapat lebih mendalam.
2.      Penerimaan akan keanekaragaman
Belajar kooperatif menyajikan peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi sosial untuk bekerja dan saling bergantung pada tugas-tugas rutin, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif dapat belajar menghargai satu sama lain.

3.      Pengembangan keterampilan social
    Belajar kooperatif bertujuan mengajarkan pada siswa keterampilan-keterampilan kerjasama. Keterampilan ini sangat penting karena dibutuhkan siswa pada saat berada dalam masyarakat.
      E.      Keterampilan Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif diperlukan keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk melancarkan peranan “hubungan kerja” dan “tugas”.Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar kelompok, sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok. Lundgren (1994) merinci keterampilan kooperatif tersebut sebagai berikut:
a.       Keterampilan kooperatif tingkat awal,antara lain:
a)  Menggunakan kesepakatan, yakni menyamakan pendapat (opini).
b)  Menghargai kontribusi, yakni memperhatikan apa yang dikatakan atau dikerjakan oleh anggota lain dalam kelompok.
c)  Mengambil giliran dan berbagi tugas, yakni menggantikan yeman dengan tugas tertentu dan mengambil tanggung jawab tertentu dalam kelompok.
d)  Berada dalam kelompok, yakni tetap dalam kelompok kerja selama kegiatan berlangsung.
e)  Berada dalam tugas, yakni tetap melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
f)  Mendorong partisipasi, yakni memotivasi semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi.
g)  Mengundang orang lain untuk berbicara, yakni meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi dalam tugas.
h)  Menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, yakni menyelesaikan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
i)  Menghormati perbedaan individu, yakni menghormati  keunikan,pengalaman hidup dan etnis dari semua siswa.
b.      Keterampilan kooperatif tungkat  menengah,antara lain:
·         Menunjukkan penghargaan dan simpati, yakni menunjukkan rasa hormat,pengertian dan sensitivitas terhadap opini (pendapat) yang berbeda.
·         Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, yakni menyatakan opini atau jawaban yang berbeda dengan cara yang sopan dan sikap yang baik.
·         Mendengarkan dengan aktif, yakni menggunakan pesan fisik dan verbal agar pembicara mengetahui bahwa anda secara energik menyerap informasi.
·         Bertanya, yakni meminta atau menanyakan informasi atau klarifikasi lebih lanjut.
·         Membuat ringkasan, yakni mereview informasi.
·         Menafsirkan, yakni menyampikan kembali informasi dengan kalimat berbeda.
·         Mengatur dan mengorganisir , yakni merencanakan dan menyusun pekerjaan sehingga dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.
·         Menerima tanggung jawab, yakni bersedia menuntaskan tugas-tugas dan kewajiban untuk diri sendiri dan kelompok.
·         Menggunakan kesabaran, yakni bersikap toleransi tetap pada pekerjaan dan bukan pada kesulitan-kesulitan, tidak membuat keputusan yang tergesa-gesa.
·         Tetap tenang/mengurangi ketegangan, yakni menciptakan suasana damai dalam kelompok. 
c.       Ketermpilan tingkat mahir,atara lain:
1.   Mengelaborasi, yakni memperluas konsep,membuat kesimpulan dan menghubungkan pendapat -pendapat dengan topik tertentu.
2.  Memeriksa dengan cermat, yakni menanyakan secara mendalam tentang suatu pokok pembicaraan untuk mendapatkan jawaban yang benar, misalkan dengan kata “mengapa?” dan “dapatkah kamu berikan suatu contoh?”.
3.  Menanyakan untuk justifikasi, yakni menunjukkann bahwa jawaban benar atau memberikan alasan pada jawaban.
4.  Menganjurkan suatu posisi, yakni mengambil posisi dalam suatu masalah atau isu.
5.  Menetapkan tujuan, yakni menentukan prioritas-prioritas.
5. Berkompromi, yakni menentukan isu-isu (pokok permasalahan ) dengan persetujuan bersama. Kompromi membangun rasa hormat pada orang lain dan mengurangi konflik antar personal.
6.  Menghadapi masalah khusus, yakni menunjukkan masalah dengan memakai pesan “saya”, tidak menuduh,memanggil nama atau tidak menggunakan sindiran; menunjukkan bahwa hanya perilaku yang dapat diubah bukan kegagalan atau ketidakmampuan pribadi, bertujuan untuk menyelesaikan masalah bukan memenangkan masalah. 
           F.     Kelebihan dan Kelemahan  Model  Pembelajaran Kooperatif
1.      Kelebihan kooperatif, yaitu:
·         Meningkatkan  harga diri tiap individu
·         Penerimaan terhadap perbedaan indinvidu yang lebih besar
·         Konflik antar pribadi berkurang
·         Sikap apatis berkurang
·         Pemahaman yang lebih mendalam
·         Retensi atau penyimpanan lebih lama
·         Meningkatkan kebaikan budi,kepekaan dan toleransi
·         Model pembelajaran kooperatif dapat mencegah keagresivan dalam sistem kompetisi dan keterasingan dalam system individu tanpa mengorbankan aspek kognitif
·         Meningkatkan kemajuan belajar ( pencapaian akademik)
·         Meningkatkan kehadiran siswa dan sikap yang lebih positif  
2.      Kelemahan kooperatif, yaitu:
a.Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Kondisi seperti  ini dapat diatasi dengan guru mengkondisikan kelas atau pembelajaran dilakukan diluar kelas seperti di laboratorium matematika, aula, atau tempat yang terbuka.
b.  Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain. Siswa yang tekun merasa harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka, sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun merasa temannya yang kurang mampu hanya menumpang pada hasil jerih payahnya. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan sebab dalam model pembelajaran kooperatif bukan kognitifnya saja yang dinilai tetapi dari segi afektif dan psikomotoriknya juga dinilai seperti kerjasama diantara anggota kelompok, keaktifan dalam kelomopk serta sumbangan nilai yang diberikan kepada kelompok.
c.  Perasaan was-waspada anggota kelompok akan hilangnya karakteristik atau keunikan pribadi mereka karena harus menyesuaikan diri dengan kelompok. Karaketristik pribadi tidak luntur hanya karena bekerjasama dengan orang lain, justru keunikan itu semakin kuat bila disandingkan dengan orang lain.
d.  Banyak siswa takut bahwa tidak akan terbagi rata atau secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut. Dalam model pembelajaran kooperatif pembagian tugas rata, setiap anggota kelompok harus dapat mempresentasikan apa yang telah didapatnya dalam kelompok sehingga ada pertanggungjawaban secara individu. 

Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BELAJARYUK! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger