Home » » contoh Proposal Terbaru Tentang EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI LINIER DI KELAS XI

contoh Proposal Terbaru Tentang EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI LINIER DI KELAS XI

Written By zainal arifin on Rabu, 27 Januari 2016 | 00.12



A.    JUDUL
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI LINIER DI KELAS XI SMK PGRI 7 LIDAH WETAN SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012
B.     LATAR BELAKANG
Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang begitu pesat pada era globalisasi, membawa perubahan pada setiap aspek kehidupan, termasuk pada sistem pendidikan dan pembelajaran. Hal ini menuntut adanya upaya yang efektif pada sistem pendidikan dan pembelajaran di Indonesia baik formal maupun informal.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum pendidikan. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting karena matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu yang lain. Matematika sebagai ilmu dasar, telah berkembang dengan pesat, baik materi maupun kegunaannya.
Menurut Dreeben (Hamzah, 2001:7) matematika diajarkan di sekolah dalam rangka memenuhi kebutuhan jangka panjang (long-term functional needs) bagi siswa dan masyarakat. Sedangkan menurut Sujono (Hamzah, 2001:8) matematika perlu diajarkan di sekolah karena matematika menyiapkan siswa menjadi pemikir dan penemu, matematika menyiapkan siswa menjadi warga negara yang hemat, cermat dan efisien dan matematika membantu siswa mengembangkan karakternya. Pendapat yang lain adalah pendapat Stanic (Hamzah, 2001:8) menegaskan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa, peningkatan sifat kreativitas, dan kritis. Selain beberapa pendapat di atas, diungkapkan juga dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika, bahwa tujuan umum diberikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi dua hal yaitu: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien; (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk melatih siswa bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jenius, dan efektif, serta membentuk keterampilan siswa dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam realitasnya, banyak siswa yang kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Banyak siswa yang menganggap matematika sulit, menakutkan, dan membosankan. Hal ini akan mempengaruhi pada sikap dan hasil belajar matematika yang kurang baik sehingga mengakibatkan ketidaktercapainya tujuan pembelajaran matematika di sekolah.
Guru memiliki peranan yang cukup penting untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika di sekolah. Dalam mengajar matematika, seorang guru matematika hendaklah berpedoman pada bagaimana mengajar matematika itu sehingga siswa dapat belajar matematika dengan baik. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif (PAKEMI). Seorang guru hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga belajar matematika menjadi menyenangkan.
Dalam realitasnya, banyak guru yang cenderung masih mempertahankan penggunaan model pembelajaran konvensional yang cenderung mengondisikan siswa untuk belajar pasif. Guru tidak banyak memberikan kesempatan siswa untuk membentuk cara berfikir yang kreatif dan terbuka. Bahkan guru juga cenderung membentuk sikap individual pada siswa sehingga banyak siswa yang cenderung tidak mampu bersosialisasi dengan baik di kelas. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri oleh siswa atas dasar pemahaman sendiri karena mereka jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep yang dipelajari. Dari uraian tersebut maka pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif.
Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan lebih banyak memberi kesempatan siswa untuk berpikir kreatif. Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika.
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model Pembelajaran kooperatif TGT jarang digunakan oleh guru di sekolah. Pembelajaran kooperatif TGT juga memiliki manfaat yang cukup besar apabila bisa diterapkan dengan baik. Banyak siswa cenderung malas untuk menghafalkan rumus. Padahal dalam materi fungsi linier, siswa diharapkan mampu mengaplikasikan rumus persamaan fungsi linier dalam berbagai bentuk soal. Sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi siswa untuk memahami rumus tersebut dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal yang disebutkan di atas maka penulis memilih pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan judul:
“Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Pokok Bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 – 2012”.
C.    PERTANYAAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah bagaimana efektifitas pembelajaran kooperatif tipe TGT dari empat aspek sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah hasil belajar siswa melalui penerapan model  pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
2.    Bagaimanakah aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
3.    Bagaimanakah kemampuan guru mengelola pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
4.    Bagaimanakah respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
D.    TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hal - hal atau aspek - aspek berikut:
1.    Hasil belajar siswa melalui penerapan model  pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 – 2012.
2.    Aktivitas siswa selama proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
3.    Kemampuan guru mengelola pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
4.    Respon siswa terhadap proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
E.     MANFAAT PENELITIAN                            
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Bagi siswa
-          Memberikan motivasi kepada siswa sehingga merasa nyaman dalam pembelajaran matematika.
-          Meningkatkan hasil belajar siswa.
  1. Bagi guru
-          Sebagai bahan pertimbangan, perbandingan, dan tindak lanjut terhadap kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan fungsi linier.
-          Dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran matematika.
-          Dapat digunakan sebagai bahan referensi atau masukkan tentang model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.      Bagi peneliti
-          Untuk menambah pengetahuan tentang penerapan kongkrit model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran matematika di sekolah.
-          Sebagai bekal pada saat peneliti menjadi pendidik nantinya. 
             4.      Bagi peneliti lain
-          Untuk menambah pengetahuan tentang pembelajaran matematika dengan model pembelajaran tipe TGT.
-          Sebagai referensi untuk penelitian lainnya.
        F.     BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, perlu adanya penjelasan sebagai berikut:
1.    Efektivitas pembelajaran yang dimaksud dalam penelitian ini dicapai apabila paling sedikit memenuhi 3 aspek dari aspek sebagai berikut: siswa tuntas dalam hasil belajarnya, siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik, siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran, dan ketuntasan belajar siswa harus dipenuhi.
2.      Pembelajaran Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar matematika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3.    Model Pembelajaran Kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok terdiri dari 5-6 siswa yang heterogen dan saling membantu dalam belajar.
4.    Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
5.    Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Hasil belajar ini diukur dengan menggunakan post tes.
6.    Aktivitas siswa diartikan sebagai tingkah laku siswa yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang relevan dan tidak relevan. Aktivitas yang relevan meliputi: mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru/teman, membaca (buku/LKS), mengerjakan/mendiskusikan tugas, berdiskusi/bertanya antara guru dan siswa, menyajikan hasil diskusi, mencatat/merangkum materi pelajaran, menulis yang relevan. Sedangkan aktivitas yang tidak relevan meliputi perilaku yang bertentangan dengan aktivitas yang relevan.
7.    Pengelolaan pembelajaran kooperatif adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif yang meliputi menyampaikan pendahuluan, mempresentasikan materi, mengajukan pertanyaan, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, melatih keterampilan kooperatif, membimbing kelompok secara bergantian, membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya, memberikan resitasi atau umpan balik dan evaluasi, memberikan penghargaan, membimbing siswa membuat rangkuman materi pelajaran, pengelolaan waktu, dan suasana kelas.
8.    Respon siswa didefinisikan sebagai tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, diukur dengan mengisi angket setelah kegiatan belajar selesai.
9.    Fungsi linier merupakan salah satu bab yang ada pada kurikulum SMK Kelas XI Semester 1 yang didalamnya dijelaskan mengenai grafik fungsi linier, persamaan linier, dan hubungan dua buah garis.
      G.    ASUMSI DAN KETERBATASAN
1.      Asumsi
a.       Siswa menyelesaikan soal-soal atau kuis sesuai kemampuannya sendiri karena selama mengerjakan soal atau kuis diawasi oleh peneliti dan guru.
b.      Siswa mengisi angket sesuai pendapat sesungguhnya karena sudah diberitahukan bahwa pengisian angket tidak berpengaruh pada nilai.
c.       Pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dilakukan secara obyektif.
2.      Keterbatasan
Peneliti hanya melakukan penelitian sub pokok bahasan Fungsi Linear yang diajarkan pada  semester ganjil kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya, karena keterbatasan waktu dan biaya sehingga hasilnya tidak bisa diadakan generalisasi.

Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BELAJARYUK! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger