A. JUDUL
EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN
MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES
TOURNAMENTS) PADA POKOK BAHASAN FUNGSI LINIER DI KELAS XI SMK PGRI 7 LIDAH
WETAN SURABAYA TAHUN PELAJARAN 2011 – 2012
B. LATAR
BELAKANG
Kemajuan teknologi komunikasi
dan informasi yang berkembang begitu pesat pada era globalisasi, membawa
perubahan pada setiap aspek kehidupan, termasuk pada sistem pendidikan dan
pembelajaran. Hal ini menuntut adanya upaya yang efektif pada sistem pendidikan
dan pembelajaran di Indonesia baik formal maupun informal.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
terdapat dalam kurikulum pendidikan. Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting
karena matematika merupakan dasar dari ilmu-ilmu yang lain. Matematika sebagai
ilmu dasar, telah berkembang dengan pesat, baik materi maupun kegunaannya.
Menurut
Dreeben (Hamzah, 2001:7) matematika diajarkan di sekolah dalam rangka memenuhi
kebutuhan jangka panjang (long-term functional needs) bagi siswa dan
masyarakat. Sedangkan menurut Sujono (Hamzah, 2001:8) matematika perlu
diajarkan di sekolah karena matematika menyiapkan siswa menjadi pemikir dan
penemu, matematika menyiapkan siswa menjadi warga negara yang hemat, cermat dan
efisien dan matematika membantu siswa mengembangkan karakternya. Pendapat yang
lain adalah pendapat Stanic (Hamzah, 2001:8) menegaskan bahwa tujuan
pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, peningkatan sifat kreativitas, dan kritis. Selain beberapa pendapat di atas, diungkapkan
juga dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) matematika, bahwa tujuan
umum diberikan matematika pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi
dua hal yaitu: (1) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan
keadaan di dalam kehidupan dan di dunia yang selalu berkembang, melalui latihan
bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur,
efektif dan efisien; (2) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika
dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari, dan dalam mempelajari
berbagai ilmu pengetahuan. Dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa
tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah untuk melatih siswa bertindak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis,
cermat, jenius, dan efektif, serta
membentuk keterampilan siswa dalam penerapan matematika, baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam membantu mempelajari ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam realitasnya, banyak siswa
yang kurang berminat terhadap pelajaran matematika. Banyak siswa yang
menganggap matematika sulit, menakutkan, dan membosankan. Hal ini akan
mempengaruhi pada sikap dan hasil belajar matematika yang kurang baik sehingga
mengakibatkan ketidaktercapainya tujuan pembelajaran matematika di sekolah.
Guru memiliki
peranan yang cukup penting untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematika
di sekolah. Dalam mengajar matematika, seorang guru matematika hendaklah
berpedoman pada bagaimana mengajar matematika itu sehingga siswa dapat belajar
matematika dengan baik. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang partisipatif,
aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan inovatif (PAKEMI). Seorang guru
hendaknya dapat memilih dan menggunakan strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan sehingga belajar matematika
menjadi menyenangkan.
Dalam realitasnya,
banyak guru yang cenderung masih mempertahankan penggunaan model pembelajaran
konvensional yang cenderung mengondisikan siswa untuk belajar pasif. Guru tidak
banyak memberikan kesempatan siswa untuk membentuk cara berfikir yang kreatif
dan terbuka. Bahkan guru juga cenderung membentuk sikap individual pada siswa
sehingga banyak siswa yang cenderung tidak mampu bersosialisasi dengan baik di
kelas. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri oleh siswa atas dasar
pemahaman sendiri karena mereka jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau
konsep yang dipelajari. Dari uraian tersebut maka pembelajaran yang dilakukan
selama ini belum efektif.
Untuk memperbaiki
hal tersebut perlu disusun suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan lebih
banyak memberi kesempatan siswa untuk berpikir kreatif. Atas dasar itulah
peneliti mencoba mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dalam
pembelajaran matematika.
Pembelajaran kooperatif model TGT
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang
bisa menggairahkan semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas
belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT
memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung
jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model Pembelajaran
kooperatif TGT jarang digunakan oleh guru di sekolah. Pembelajaran kooperatif TGT juga memiliki manfaat
yang cukup besar apabila bisa diterapkan dengan baik. Banyak siswa cenderung
malas untuk menghafalkan rumus. Padahal dalam materi fungsi linier, siswa
diharapkan mampu mengaplikasikan rumus persamaan fungsi linier dalam berbagai
bentuk soal. Sehingga dibutuhkan model pembelajaran yang mampu meningkatkan
motivasi siswa untuk memahami rumus tersebut dalam kondisi yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal yang
disebutkan di atas maka penulis memilih pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
judul:
“Efektifitas Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Pokok Bahasan Fungsi Linier di
Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 – 2012”.
C. PERTANYAAN
PENELITIAN
Berdasarkan latar
belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti dapat merumuskan masalah bagaimana
efektifitas pembelajaran kooperatif tipe TGT dari empat aspek sebagai berikut:
1. Bagaimanakah hasil belajar
siswa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan
Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011
- 2012?
2. Bagaimanakah aktivitas siswa
selama proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK
PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
3. Bagaimanakah kemampuan guru
mengelola pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah
Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
4. Bagaimanakah respon siswa
terhadap proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK
PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012?
D. TUJUAN
PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya
maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui hal - hal atau
aspek - aspek berikut:
1. Hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK
PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 – 2012.
2. Aktivitas siswa selama proses
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah
Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
3. Kemampuan guru mengelola
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah
Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
4. Respon siswa terhadap proses
pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan Fungsi Linier di Kelas XI SMK PGRI 7 Lidah
Wetan Surabaya Tahun Pelajaran 2011 - 2012.
E. MANFAAT
PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi beberapa pihak. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
- Bagi siswa
-
Memberikan
motivasi kepada siswa sehingga merasa nyaman dalam pembelajaran matematika.
-
Meningkatkan hasil belajar siswa.
- Bagi guru
-
Sebagai
bahan pertimbangan, perbandingan, dan tindak lanjut terhadap kesulitan-kesulitan
yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada pokok
bahasan fungsi linier.
-
Dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif bagi guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran matematika.
-
Dapat
digunakan sebagai bahan referensi atau masukkan tentang model pembelajaran yang
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3.
Bagi peneliti
-
Untuk
menambah pengetahuan tentang penerapan kongkrit model pembelajaran kooperatif
tipe TGT dalam pembelajaran matematika di sekolah.
-
Sebagai bekal pada saat peneliti menjadi
pendidik nantinya.
4. Bagi peneliti
lain
-
Untuk menambah pengetahuan tentang
pembelajaran matematika dengan model pembelajaran tipe TGT.
-
Sebagai referensi untuk penelitian lainnya.
F.
BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari
penafsiran yang berbeda terhadap penelitian ini, perlu adanya penjelasan
sebagai berikut:
1. Efektivitas pembelajaran yang
dimaksud dalam penelitian ini dicapai apabila paling
sedikit memenuhi 3 aspek dari aspek sebagai berikut: siswa tuntas dalam hasil belajarnya, siswa
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, guru mampu mengelola
pembelajaran dengan baik, siswa memberikan respon positif terhadap kegiatan pembelajaran, dan ketuntasan belajar siswa harus dipenuhi.
2.
Pembelajaran
Matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar
matematika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
3. Model Pembelajaran Kooperatif
adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok terdiri dari 5-6 siswa
yang heterogen dan saling membantu dalam belajar.
4. Model Pembelajaran Kooperatif
tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang melibatkan
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Tipe ini melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan
semangat belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan
permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan
siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kejujuran, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar.
5. Hasil belajar adalah segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal siswa. Hasil belajar ini diukur
dengan menggunakan post tes.
6. Aktivitas siswa diartikan
sebagai tingkah laku siswa yang muncul selama pembelajaran berlangsung. Aktivitas tersebut dapat berupa aktivitas yang relevan dan tidak
relevan. Aktivitas yang relevan
meliputi: mendengarkan atau
memperhatikan penjelasan guru/teman, membaca (buku/LKS), mengerjakan/mendiskusikan
tugas, berdiskusi/bertanya antara guru dan siswa, menyajikan hasil diskusi,
mencatat/merangkum materi pelajaran, menulis yang relevan. Sedangkan aktivitas yang
tidak relevan meliputi perilaku yang bertentangan
dengan aktivitas yang relevan.
7. Pengelolaan pembelajaran
kooperatif adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kooperatif yang
meliputi menyampaikan pendahuluan, mempresentasikan materi, mengajukan
pertanyaan, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, melatih keterampilan kooperatif, membimbing kelompok secara
bergantian, membimbing siswa dalam menyajikan hasil diskusi kelompoknya,
memberikan resitasi atau umpan balik dan evaluasi, memberikan penghargaan,
membimbing siswa membuat rangkuman materi pelajaran, pengelolaan waktu, dan
suasana kelas.
8. Respon siswa didefinisikan
sebagai tanggapan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar, diukur dengan
mengisi angket setelah kegiatan belajar selesai.
9. Fungsi linier merupakan salah
satu bab yang ada pada kurikulum SMK Kelas XI Semester 1 yang didalamnya
dijelaskan mengenai grafik fungsi linier, persamaan linier, dan hubungan dua
buah garis.
G. ASUMSI
DAN KETERBATASAN
1.
Asumsi
a. Siswa menyelesaikan soal-soal
atau kuis sesuai kemampuannya sendiri karena selama mengerjakan soal atau kuis
diawasi oleh peneliti dan guru.
b. Siswa mengisi angket sesuai
pendapat sesungguhnya karena sudah diberitahukan bahwa pengisian angket tidak
berpengaruh pada nilai.
c. Pengamatan terhadap aktivitas
siswa dan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dilakukan secara
obyektif.
2.
Keterbatasan
Peneliti hanya melakukan penelitian sub pokok bahasan Fungsi Linear
yang diajarkan pada semester ganjil kelas XI SMK PGRI 7 Lidah Wetan Surabaya,
karena keterbatasan waktu dan biaya sehingga hasilnya tidak bisa diadakan
generalisasi.
0 komentar :
Posting Komentar