Model Pembelajaran Konstruktivisme
a.
Pengertian
Model Pembelajaran Konstruktivisme
Konstruktivisme psikologis
berkembang dalam dua arah, yang lebih personal, individual, dan subyektif
seperti Piaget dan pengikut-pengikutnya; dan yang lebih sosial seperti Vygotsky
(socioculturalism). Piaget menekankan
aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan, sedangkan Vygotsky
menekankan pentingnya masyarakat (lingkungan secara kultural).
Dalam pembelajaran matematika sekolah, kedua pandangan tersebut saling
melengkapi. Belajar matematika memerlukan proses pembentukan individual yang
aktif tapi juga proses inkulturasi dalam
masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, Cobb (1994) menyarankan agar
konstruktivisme personal dikombinasikan dengan
sosiokultural.
1)
Konstruktivis Personal
Dalam sudut pandang/perspektif konstruktivis personal disoroti bagaimana
seorang anak pelan-pelan membentuk skema (jalinan konsep yang ada dalam
pikiran), mengembangkan skema, dan mengubah skema. Ia lebih menekankan
bagaimana individu sendiri mengkonstruksi pengetahuan hasil dari berinteraksi
dengan pengalaman dan obyek yang dihadapi, dan bagaimana seorang anak
mengadakan abstraksi, baik secara sederhana maupun secara refleksi, dalam
membentuk pengetahuan matematisnya.
2) Konstruktivis
Sosiokultural
Menurut Vygotsky, pengertian ilmiah itu tidak datang dalam bentuk yang
jadi pada seorang anak. Pengertian itu mengalami perkembangan. Ini tergantung
kepada tingkat kemampuan anak untuk menangkap suatu model pengertian yang lebih
ilmiah. Dari proses belajar, kedua pengertian tersebut saling berelasi dan
saling mempengaruhi. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan
orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang
secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb, 1996). Ia menekankan dialog
dan komunikasi verbal dengan orang dewasa dalam perkembangan pengertian anak.
Dalam interaksi verbal dengan “orang dewasa”, anak ditantang untuk lebih
mengerti pengertian ilmiah dan mengembangkan pengertian spontan mereka. Itulah
sebabnya banyak implikasi pendidikan yang membuat siswa berpartisipasi dengan
aktivitas para ahli.
b.
Konstruktivisme
dalam pembelajaran
Kegiatan
belajar adalah kegiatan
yang aktif, dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti
sendiri dari yang
mereka pelajari, ini merupakan
proses menyesuaikan
konsep-konsep dan ide-ide
baru dengan kerangka berfikir yang
telah ada dalam
pikiran mereka. Dalam
hal ini siswa
membentuk pengetahuan mereka sendiri
dan guru membantu
sebagai mediator dalam
proses pembentukan itu.
c.
Keuntungan
dan kelemahan dalam
menggunakan model
Konstruktivisme
Dari
berbagai pandangan di
atas, bahwa pembelajaran
yang mengacu pada pandangan konstruktivisme lebih
memfokuskan pada kesuksesan
siswa dalam mengorganisasikan
pengalaman mereka dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk mengonstruksikan sendiri
pengetahuan mereka melalui
asimilasi dan akomodasi.
Dalam penggunaan model konstruktivisme
terdapat keuntungan yaitu :
1)
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit.
2)
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang
berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
3)
Pembelajaran
konstruktivisme memberi
siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya.
4)
Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa
untuk mencoba gagasan baru.
5)
Pembelajaran
konstruktivisme mendorong
siswa untuk memikirkan perubahan gagasan.
6)
Pembelajaran
konstruktivisme memberikan
lingkungan belajar yang kondusif.
Adapun kelemahan pembelajaran konstruktivisme
adalah:
1) Siswa mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil konstruksi
siswa tidak cocok
dengan hasil konstruksi
para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2) Konstruktivisme menanamkan
agar siswa membangun pengetahuannya sendiri,
hal ini pasti
membutuhkan waktu yang lama
dan setiap siswa
memerlukan penanganan yang
berbeda-beda.
3) Situasi dan kondisi tiap
sekolah tidak sama,
karena tidak semua sekolah memiliki sarana prasarana yang
dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
0 komentar :
Posting Komentar