Home » » MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME menurut Vygotsky (socioculturalism)

MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME menurut Vygotsky (socioculturalism)

Written By zainal arifin on Senin, 16 November 2015 | 22.48

Model Pembelajaran Konstruktivisme

a.      Pengertian Model Pembelajaran Konstruktivisme
      Konstruktivisme psikologis berkembang dalam dua arah, yang lebih personal, individual, dan subyektif seperti Piaget dan pengikut-pengikutnya; dan yang lebih sosial seperti Vygotsky (socioculturalism). Piaget menekankan aktivitas individual dalam pembentukan pengetahuan, sedangkan Vygotsky menekankan pentingnya masyarakat (lingkungan secara kultural).
Dalam pembelajaran matematika sekolah, kedua pandangan tersebut saling melengkapi. Belajar matematika memerlukan proses pembentukan individual yang aktif tapi juga proses inkulturasi  dalam masyarakat. Sehubungan dengan hal ini, Cobb (1994) menyarankan agar konstruktivisme personal dikombinasikan dengan  sosiokultural.
1)      Konstruktivis Personal                                                                                    
Dalam sudut pandang/perspektif konstruktivis personal disoroti bagaimana seorang anak pelan-pelan membentuk skema (jalinan konsep yang ada dalam pikiran), mengembangkan skema, dan mengubah skema. Ia lebih menekankan bagaimana individu sendiri mengkonstruksi pengetahuan hasil dari berinteraksi dengan pengalaman dan obyek yang dihadapi, dan bagaimana seorang anak mengadakan abstraksi, baik secara sederhana maupun secara refleksi, dalam membentuk pengetahuan matematisnya. 
2)  Konstruktivis Sosiokultural
Menurut Vygotsky, pengertian ilmiah itu tidak datang dalam bentuk yang jadi pada seorang anak. Pengertian itu mengalami perkembangan. Ini tergantung kepada tingkat kemampuan anak untuk menangkap suatu model pengertian yang lebih ilmiah. Dari proses belajar, kedua pengertian tersebut saling berelasi dan saling mempengaruhi. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dengan orang-orang lain terlebih yang punya pengetahuan lebih baik dan sistem yang secara kultural telah berkembang dengan baik (Cobb, 1996). Ia menekankan dialog dan komunikasi verbal dengan orang dewasa dalam perkembangan pengertian anak. Dalam interaksi verbal dengan “orang dewasa”, anak ditantang untuk lebih mengerti pengertian ilmiah dan mengembangkan pengertian spontan mereka. Itulah sebabnya banyak implikasi pendidikan yang membuat siswa berpartisipasi dengan aktivitas para ahli.
b.      Konstruktivisme dalam pembelajaran
Kegiatan  belajar  adalah  kegiatan  yang  aktif,  dimana  siswa  membangun sendiri  pengetahuannya.  Siswa  mencari  arti  sendiri  dari  yang  mereka  pelajari,  ini merupakan  proses menyesuaikan  konsep-konsep  dan  ide-ide  baru  dengan  kerangka berfikir  yang  telah  ada  dalam  pikiran  mereka.  Dalam  hal  ini  siswa  membentuk pengetahuan  mereka  sendiri  dan  guru  membantu  sebagai  mediator  dalam  proses pembentukan itu.
c.       Keuntungan  dan  kelemahan  dalam  menggunakan  model
Konstruktivisme
Dari  berbagai  pandangan  di  atas,  bahwa  pembelajaran  yang mengacu  pada pandangan  konstruktivisme  lebih  memfokuskan  pada  kesuksesan  siswa  dalam mengorganisasikan pengalaman mereka dengan kata lain siswa lebih berpengalaman untuk  mengonstruksikan  sendiri  pengetahuan  mereka  melalui  asimilasi  dan akomodasi.
 Dalam penggunaan model konstruktivisme terdapat keuntungan yaitu :
1)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan gagasan secara eksplisit.
2)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi pengalaman yang berhubungan dengan gagasan yang telah dimiliki siswa.
3)      Pembelajaran konstruktivisme memberi siswa kesempatan untuk berpikir tentang pengalamannya.
4)      Pembelajaran berdasarkan konstruktivisme memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba gagasan baru.
5)      Pembelajaran konstruktivisme mendorong siswa untuk memikirkan perubahan gagasan.
6)       Pembelajaran konstruktivisme memberikan lingkungan belajar yang kondusif.
Adapun kelemahan pembelajaran konstruktivisme adalah:
1)      Siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, tidak jarang bahwa hasil  konstruksi  siswa  tidak  cocok  dengan  hasil  konstruksi  para ilmuan sehingga menyebabkan miskonsepsi.
2)       Konstruktivisme  menanamkan  agar  siswa  membangun pengetahuannya  sendiri,  hal  ini  pasti  membutuhkan  waktu  yang lama  dan  setiap  siswa  memerlukan  penanganan  yang  berbeda-beda.
3)      Situasi  dan  kondisi  tiap  sekolah  tidak  sama,  karena  tidak  semua sekolah memiliki sarana prasarana yang dapat membantu keaktifan dan kreatifitas siswa.
Share this article :

0 komentar :

Posting Komentar

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. BELAJARYUK! - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger