Pendekatan Kontekstual
1. Pengertian
pendekatan kontekstual
Pendekatan kontekstual adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubunngan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Komponen Pendekatan Kontekstual
Menurut Nurhadi (2002:10) pendekatan kontkstual (CTL) sebagai sebuah konsepsi
mutakhir tentang pembelajaran dan pengajaran ditopang oleh 7 komponen utama
yaitu:
a. Konstruktivisme (Contruktivism)
Dalam kontruktivisme siswa harus menemukan dan
mentransformasikan suatu informasi lain, sehingga pembelajaran harus dikemas menjadi
proses “mengkontruksi” bukan ”menerima” pengetahuan.
b. Menemukan (Inquiri)
Siklus
inquiri meliputi observasi. Kata kunci dalam strategi inkuiri adalah “siswa
menemukan sendiri”. Langkah-langkah dalam inquiri meliputi merumuskan masalah,
mengamati atau melakukan observasi, menganalisis dan menyajikan hasil dalam
tulisan, gambar, laporan, bagan,table dan karya lainnya, mengkomunikasikan atau
menyajikan hasil karya pada para pembaca,teman sekelas, guru atau audien
lainnya.
c. Bertanya(Questioning)
Bertanya
dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Dalam pembelajaran yang prokduktif, kegiatan bertanya
berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan
respon kepada siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa, memfokuskan
perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru, untuk membangkitkan lebih
banyak lagi pertanyaan dari siswa dan untuk menyegarkan kembali pengetahuan
siswa.
d. Masyarakat Beajar (Learning Community)
Masyarakat belajar bisa terjadi aabila ada proses komunikasi
dua arah yaitu proses komunikasi antara guru dan siswa atau siswa dengan siswa.
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam
kelompok-kelompok belajar, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang anggotanya
heterogen.
e. Permodelan (Modelling)
Dalam
pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Permodelan dapat
dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa ditunjuk untuk memodelkan sesuatu
berdasarkan pengalaman yang diketahui.
f. Refleksi(Reflection)
Refleksi
adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang
tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa lalu. Refleksi
merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru
diterima.
g. Penilaian Autentik(Autentic Assement)
Penilaian
autentik merupakan suatu penilaian yang mengukurkinerja siswa dalam suatu tugas
kehidupan nyata, situasi relevan atau masalah berguna,bermanfaat, bermakna dan
berarti. Dalam penerapannya penilaian autentik meminta siswa untuk
mendemontrasikan ap yang dapat dilakukan siswa dalam kehidupan nyata.
5. Pengertian Diskusi Kelas
Diskusi adalah situasi dimana
guru dan siswa atau antara siswa dengan siswa yang lain melakukan tukar
pendapat secara lisan, teratur dan mengutarakan
pikiran mengenai pokok pembicaraan tertentu (Tjokridiharjo, 2000:2). Sedangkan menurut
Suryosubroto (2002 : 179) diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok siswa)
untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna menggungkapkan pendapat, membentuk
kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah.
Dalam kegiatan diskusi sebagai
proses belajar mengajar, siswa melakukan kegiatan bersama, berhadapan muka
dalam mempelajari dan membahas suatu masalah tertentu untuk memperoleh
pemecahan masalah. Selain itu, dalam diskusi akan terlihat interaksi banyak
arah, dimana para siswa belajar dari temannya disamping dari guru. Diskusi
yang baik akan dapat melibatkan mental emosional siswa secara optimal. Bertukar
pengalaman, dan saling menggali pengalaman sehingga diantara anggota kelompok
terjadi kegiatan saling belajar.
Dari uraian
diatas yang dimaksud dengan diskusi kelas dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan
yang melibatkan siswa dengan guru atau siswa dengan siswa yang lain berbincang
satu sama lain dan berbagi gagasan atau pendapat mereka dalam proses belajar
mengajar di kelas.
v Tujuan Diskusi Kelas
Menurut Tjokrodiharjo (2000: 3) diskusi
diadakan dengan tujuan untuk:
a. Meningkatkan cara berfikir siswa dan membantu mereka
membangun sendiri pemahaman isi pelajaran.
b. Menumbuhkan keterlibatan dan keikutsertaan siswa dimana
diskusi memberikan kesempatan terbuka siswa untuk berbicara dan mengutarakan
gagasan sendiri dan mendorong motivasi untuk terlibat percakapan dalam kelas.
c. Membantu siswa mempelajari keterampilan komunikasi dan
proses berfikir yang penting.
Sedangkan
tujuan diskusi menurut Suryosubroto (2002:181) adalah untuk :
1. Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada (dimiliki) oleh
para siswa.
2.
Memberikan kesempatan kepada para
siswa untuk menyalurkan kemampuan masing-masing.
3. Memperoleh umpan balik dari para siswa tentang apakah
tujuan yang telah dirumuskan telah tercapai.
4. Membantu para siswa berfikir teoritis dan praktis lewat
berbagai mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5. Membantu para siswa menilai kemampuan dan peranan diri
sendiri maupun teman-temannya (orang lain).
6. Pengertian
Buzz Group
Buzz group adalah Suatu kelompok dibagi ke dalam beberapa kelompok
kecil (sub groups) masing- masing
terdiri dari 3-6 orang dalam tempo yang singkat, untuk mendiskusikan suatu
topik/ memecahkan suatu masalah. Seorang juru bicara ditunjuk untuk melaporkan
hasil diskusi kelompok masing-masing kepada sidang, lengkap seluruh kelompok.
Dengan menggunakan strategi Buzz Group siswa mendapat banyak kesempatan untuk
mengemukakan pendapat dan pikirannya sehingga siswa aktif dalam pembelajaran
dan diharapkan setiap siswa dapat membandingkan persepsi yang mungkin berbeda-beda
dengan cara bertukar pikiran dengan siswa lain yang dikemas dalam benuk diskusi.
Pemimpin:
1.
Membantu dalam menentukan
isu
2.
Memecahkan kelompok ke dalam
beberapa kelompok kecil terdiri dari 3-6 orang.hal ini tergantung kepada
besarnya kelompok dan ruangan yang tersedia
3.
Memberikan penjelasan kepada
kelompok – kelompok kecil itu
a)
Tentang tugasnya
b)
Tentang batas waktu (5-15
menit) untuk menyelesaikan tugasnya
c)
Menyarankan agar tiap kelompok
kecil itu memilih pemimpin sidang dan penulisannya
4.
Meminta saran-saran untuk
memecahkan masalah penjelasan isu, atau menjawab, pertanyaan-pertanyaan
5.
Kunjungilah kelompok demi
kelompok untuk mengetahui apakah ada kelompok yang memerlukan bantuan dalam
melaksanakan tugasnya
6.
Peringatkanlah 2 menit
sebelumnya bahwa tugas mereka hampir berakhir
7.
Undanglah kelompok- kelompok
kecil itu untuk berkumpul bersama lagi
8.
Persilahkan tiap kelompok
menyampaikan laporan melalui juru bicara / laporannya
9.
Persilahkanlah anggota-anggota
kelompok untuk menambahkan komentar terhadap laporan itu
10. Rangkumlah hasil diskusi kelompok-kelompok itu / tugaskanlah salah seorang
untuk melakukannya
11. Ajukan tindakan / studi tambahan
12. Evaluasilah manfaat dan kekurangan- kekurangan situasi belajar itu
Anggota
kelompok :
1.
Membantu dalam merumuskan isu /
masalah yang dihadapi mereka
2.
Ikut memilih pemimpin dan
penulis dalam kelompok kecil
3.
Memperjelaskan dan merumuskan
isu / masalah
4.
Mengembangkan pendapat atas
dasar pendapat anggota-angota lain
5.
Rumuskanlah bagaimana informasi
itu dipergunakan dan dilaksanakan
6.
Ikut melaksanakan evaluasi.
Efektivitas pengalaman belajar tersebut
Penulis:
1.
Mencatat seluruh pendapat
anggota-anggota kelompoknya
2.
Merangkum pendapat-pendapat
kelompoknya
3.
Melaporkan kepada sidang
lengkap
Saran
pilihan :
1.
Dalam kelompok yang besar
tidaklah mesti seluruh kelompok kecl menyampaikan laporan
2.
Mungkin tidak perlu setiap
laporan kelompok kecil itu diserahkan. Diskusi dalam kelompok mungkin tepat.
Tabel 1.1
Sintaks Strategi buzz group
Fase
|
Perilaku Guru
|
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase-2
Mengarahkan diskusi
|
Guru
menguraikan / menyampaikan aturan diskusi.
|
Fase-3
Menyelenggarakan diskusi
|
Guru
menugaskan siswa mengerjakan LKS
|
Fase-4
Mengakhiri diskusi
|
Guru
membantu siswa mengkaji ulang jawaban LKS
|
Fase-5
Melakukan
tanya jawab
|
Guru
meminta siswa memberi tanggapan terhadap pelaksanaan diskusi(refleksi)
|
Adapun
langkah-langkah implementasi model pembelajaran diskusi kelas strategi BUZZ GROUP dengan pendekatan kontekstual
dapat ditulis seperti di bawah ini:
Tahap1: Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru
menyampaikan tujuan diskusi dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi dengan
cara membentuk siswa ke dalam kelompok-kelompok(menciptakan masyarakat belajar)
Tahap 2: Mengarahkan
diskusi
·
Guru menguraikan aturan diskusi
·
Guru mengajukan pertanyaan awal
·
Guru membagi LKS pada tiap-tiap
kelompok
·
Guru meminta siswa memperhatikan
soal-soal pada LKS
·
Guru memfokuskan permasalahan
pada LKS
Tahap 3: Menyelenggarakan diskusi
·
Guru menugaskan siswa mengerjakan
LKS. Dimana ide/pendapat dari setiap siswa dicatat oleh salah satu siswa dari
masing-masing kelompok.
·
Guru mendorong keterlibatan dan
keikutsertaan siswa
·
Guru menanyakan hasil catatan
pendapat / gagasan / ide yang muncul didalam kelompok
·
Guru meminta siswa mempresentassikan
hasil kelompok ke dalam kelas
·
Guru membuat catatan diskusi
(guru melaksanakan refleksi terhadap pengelolaan pembelajaran )
Tahap 4: Mengakhiri diskusi
·
Membantu siswa untuk mengkaji
ulang jawaban LKS
·
Merangkum hasil diskusi
Tahap 5: Melakukan tanya jawab singkat tentang proses
diskusi
·
Meminta siswa untuk memberikan
tanggapan terhadap pelaksanaan diskusi (refleksi)
0 komentar :
Posting Komentar